pusing memikirkan ketika pengorbanan yang harus dikorbankan ada orang yang kita kasihi yang terus mendampingi selama hampir 8 tahun. mungkin mereka tidak memikirkan perasaan anaknya hanya demi sebuah kegengsian berbungkus budaya asli dari kampung mereka. sebuah lintas budaya bagiku adalah bukti nyata penerapan bhinneka tunggal ika di tanah Indonesia.
antara galau dan sedih untuk bisa menahan rasa sedih ini karena sudah diambang ujung pisahnya kisah cinta antara 2 insan manusia yang selalu diliputi riang gembira dalam menaungi beratnya hidup ini. tiada hari tanpa gelak tawa serta canda tawa disetiap saat bercengkerama ketika bersua.
mungkin hari ini malam ini detik ini, aku terakhir mendengar suara merdunya melalui ponsel maupun telpon rumah dan tidak akan pernah lagi melihat wajah manisnya ketika selalu bertemu denganku serta wajah juteknya ketika aku melakukan kesalahan yang sama yang tanpa kusadari telah kulakukan sebelumnya.
ingin rasanya berdua dengan dia hingga akhir hayat karena rasa nyaman ini yang selalu hinggap bila bersama dengan dia. karena dialah aku bisa tersenyum, tertawa dan marah setiap saat serta setiap hari. karena dialah aku bisa mencurahkan rasa sayangku sepenuhnya yang sempat tak ingin kucurahkan sepenuhnya karena ada pengalaman buruk dalam menjalin hubungan sebelumnya.
rasa sakit ini yang mencoba melepas hubungan ini dengan dia sangat susah serta sakit yang menaungi disekujur tubuhku hingga kepalaku terasa sakit bagai ditusuk pisau belati. bahkan aku tidak bisa berkonsentrasi penuh dalam menghadapi ujian hari ini karena pikiranku dipenuhi masalah ini.
mungkin mereka tidak memikirkan perasaan anak ini tapi aku tidak berdaya melawan mereka karena mereka mengancam tidak berkomunikasi dengan mantunya seumur hidup. terlintas didalam pikiranku bahwa ingin melakukan hal tersebut karena hanya ingin mempertahankan hubungan ini yang telah lama kujalani.
mengapa mereka tidak memberitahuku seperti apa calon mantu yang mereka inginkan semenjak dahulu sebelum rasa sayang semakin memuncak hingga menuju ujung kepala. aku hanya teringat keinginan ibuku gambaran seperti apa calon mantu yang mereka inginkan tapi akhirnya keinginan bapakku yang lebih kuat walau aku dengan dia tidak terlalu dekat karena dia lebih dekat dengan adikku sendiri.
mungkin ini 2 arah jalan besar yang menentukan arah hidupku kedepan walau ini tidak sesuai dengan keinginanku. aku sendiri ingin sekali menentukan sendiri arah hidupku tanpa campur tangan kedua orang tua akan tetap kedua saudaraku telah mengecewakan mereka dan dengan berat hati aku tidak ingin ikut mengecewakan mereka. pada akhirnya aku jugalah menjadi tumbal demi ketenangan hati orang tua.
semoga saja langkah serta keputusanku ini tidak salah karena hanya ingin menyenangkan hati orang tua. semoga ALLAH SWT memberikanku jalan yang benar dalam melakukan langkah ini. aku sudah berdosa karena telah mengumbar janji kepada kasihku bahwa ingin menikah dengannya tapi pada akhirnya tidak kesampaian. ingin rasanya mengakhiri hidup ini karena satu janji saja aku tidak sanggup apalagi menanggung janji yang lain.
tulisan ini tidak akan selesai dalam semalam karena rasa sakit ini masih menyelimuti di dadaku dan di kepalaku.
antara galau dan sedih untuk bisa menahan rasa sedih ini karena sudah diambang ujung pisahnya kisah cinta antara 2 insan manusia yang selalu diliputi riang gembira dalam menaungi beratnya hidup ini. tiada hari tanpa gelak tawa serta canda tawa disetiap saat bercengkerama ketika bersua.
mungkin hari ini malam ini detik ini, aku terakhir mendengar suara merdunya melalui ponsel maupun telpon rumah dan tidak akan pernah lagi melihat wajah manisnya ketika selalu bertemu denganku serta wajah juteknya ketika aku melakukan kesalahan yang sama yang tanpa kusadari telah kulakukan sebelumnya.
ingin rasanya berdua dengan dia hingga akhir hayat karena rasa nyaman ini yang selalu hinggap bila bersama dengan dia. karena dialah aku bisa tersenyum, tertawa dan marah setiap saat serta setiap hari. karena dialah aku bisa mencurahkan rasa sayangku sepenuhnya yang sempat tak ingin kucurahkan sepenuhnya karena ada pengalaman buruk dalam menjalin hubungan sebelumnya.
rasa sakit ini yang mencoba melepas hubungan ini dengan dia sangat susah serta sakit yang menaungi disekujur tubuhku hingga kepalaku terasa sakit bagai ditusuk pisau belati. bahkan aku tidak bisa berkonsentrasi penuh dalam menghadapi ujian hari ini karena pikiranku dipenuhi masalah ini.
mungkin mereka tidak memikirkan perasaan anak ini tapi aku tidak berdaya melawan mereka karena mereka mengancam tidak berkomunikasi dengan mantunya seumur hidup. terlintas didalam pikiranku bahwa ingin melakukan hal tersebut karena hanya ingin mempertahankan hubungan ini yang telah lama kujalani.
mengapa mereka tidak memberitahuku seperti apa calon mantu yang mereka inginkan semenjak dahulu sebelum rasa sayang semakin memuncak hingga menuju ujung kepala. aku hanya teringat keinginan ibuku gambaran seperti apa calon mantu yang mereka inginkan tapi akhirnya keinginan bapakku yang lebih kuat walau aku dengan dia tidak terlalu dekat karena dia lebih dekat dengan adikku sendiri.
mungkin ini 2 arah jalan besar yang menentukan arah hidupku kedepan walau ini tidak sesuai dengan keinginanku. aku sendiri ingin sekali menentukan sendiri arah hidupku tanpa campur tangan kedua orang tua akan tetap kedua saudaraku telah mengecewakan mereka dan dengan berat hati aku tidak ingin ikut mengecewakan mereka. pada akhirnya aku jugalah menjadi tumbal demi ketenangan hati orang tua.
semoga saja langkah serta keputusanku ini tidak salah karena hanya ingin menyenangkan hati orang tua. semoga ALLAH SWT memberikanku jalan yang benar dalam melakukan langkah ini. aku sudah berdosa karena telah mengumbar janji kepada kasihku bahwa ingin menikah dengannya tapi pada akhirnya tidak kesampaian. ingin rasanya mengakhiri hidup ini karena satu janji saja aku tidak sanggup apalagi menanggung janji yang lain.
tulisan ini tidak akan selesai dalam semalam karena rasa sakit ini masih menyelimuti di dadaku dan di kepalaku.
Komentar
Posting Komentar