Dari awal berfikir untuk seseorang adalah mengisi kekosongan hati dalam diri ini tanpa mengenal siapa dan darimana dia berasal kemudian akhirnya berubah karena keinginan ibunda bahwa untuk membatasi sebuah hubungan dikarenakan latar belakang suku ini membuat sebuah tendesius terhadap suku yang lain.
Akhirnya kulakukan juga demi keinginan ibunda tercinta karena faktor kedekatanku dengan beliau melebihi kedekatanku dengan ayahanda. Sang Ibunda ingin anaknya ini mendapatkan sebuah pasangan hidup yang lebih baik dari contoh nyata dalam kehidupan keluarga ini walau tanpa memperhatikan perasaan anaknya ini.
Setelah melewati masa pencarian, akhirnya kudapatkan tambatan hati yang selalu kuidamkan dan sesuai keinginan ibunda yang mana seorang mandiri, sholat yang rajin, patuh kepada orang tuanya dan pandai memasak. Hal itulah yang membuatku semakin yakin akan dirinya demi menyongsong masa depan yang lebih baik.
Bertahun sudah kulewati masa indahku dengan dirinya dan dia selalu mendampingiku dalam suka dan duka hingga saat ini. Akan tetapi keindahan itu terancam punah dengan hadirnya sebuah keinginan besar dari pihak Ayahanda yang menginginkan mendapatkan seorang calon yang mempunyai marga. Keinginan beliau sangat wajar karena bercermin kepada ketika mereka juga dijodohkan walau mereka juga mempunyai kekasih masing-masing pada saat itu. Mereka mengalah demi keinginan Orang tua karena khawatir dicap anak durhaka.
Aku mencoba sekuat tenaga bertahan pada pendirianku selama 3 tahun belakangan ini tapi tak seorangpun membantuku bahkan memberi pencerahanpun tidak ada sama sekali.
Menyenangkan Orang tua sangatlah baik karena kita sampai matipun takkan bisa membalas jasa kepada mereka tapi mempertahankan seorang yang kita kasihi selama bertahun-tahun yang selalu mendampingiku dan selalu membuatku amat sangat nyaman disampingnya, membuatku tertawa, melihat senyumnya serta cara bicaranya membuatku semakin ingin selalu disisinya hingga saat ini membuat semakin berat dalam mencari sebuah keputusan.
Pernah terdengar sebuah ungkapan "Dibutuhkan sebuah pengorbanan besar demi kemajuan sejati". Terbesit dalam hati, manakah yang harus kukorbankan?
Sebuah dilema karena kutakbisa memilih mana yang terbaik untukku maupun kepada yang kukasihi baik itu orang tuaku maupun kekasih hatiku.
Akhirnya kulakukan juga demi keinginan ibunda tercinta karena faktor kedekatanku dengan beliau melebihi kedekatanku dengan ayahanda. Sang Ibunda ingin anaknya ini mendapatkan sebuah pasangan hidup yang lebih baik dari contoh nyata dalam kehidupan keluarga ini walau tanpa memperhatikan perasaan anaknya ini.
Setelah melewati masa pencarian, akhirnya kudapatkan tambatan hati yang selalu kuidamkan dan sesuai keinginan ibunda yang mana seorang mandiri, sholat yang rajin, patuh kepada orang tuanya dan pandai memasak. Hal itulah yang membuatku semakin yakin akan dirinya demi menyongsong masa depan yang lebih baik.
Bertahun sudah kulewati masa indahku dengan dirinya dan dia selalu mendampingiku dalam suka dan duka hingga saat ini. Akan tetapi keindahan itu terancam punah dengan hadirnya sebuah keinginan besar dari pihak Ayahanda yang menginginkan mendapatkan seorang calon yang mempunyai marga. Keinginan beliau sangat wajar karena bercermin kepada ketika mereka juga dijodohkan walau mereka juga mempunyai kekasih masing-masing pada saat itu. Mereka mengalah demi keinginan Orang tua karena khawatir dicap anak durhaka.
Aku mencoba sekuat tenaga bertahan pada pendirianku selama 3 tahun belakangan ini tapi tak seorangpun membantuku bahkan memberi pencerahanpun tidak ada sama sekali.
Menyenangkan Orang tua sangatlah baik karena kita sampai matipun takkan bisa membalas jasa kepada mereka tapi mempertahankan seorang yang kita kasihi selama bertahun-tahun yang selalu mendampingiku dan selalu membuatku amat sangat nyaman disampingnya, membuatku tertawa, melihat senyumnya serta cara bicaranya membuatku semakin ingin selalu disisinya hingga saat ini membuat semakin berat dalam mencari sebuah keputusan.
Pernah terdengar sebuah ungkapan "Dibutuhkan sebuah pengorbanan besar demi kemajuan sejati". Terbesit dalam hati, manakah yang harus kukorbankan?
Sebuah dilema karena kutakbisa memilih mana yang terbaik untukku maupun kepada yang kukasihi baik itu orang tuaku maupun kekasih hatiku.
Komentar
Posting Komentar