ketika embun pagi hadir di pagi hari
semilir angin sejuk sisa gelapnya malam
rumput tak bergoyang walau ada terpaan angin kecil
ketika mata ini kembali terbuka di pagi hari
nafas pun terasa mulai tak terarah
badan seakan menahan sesuatu
pikiran kembali terlayang akan suatu hal
gerakan tubuh mencoba alami
tak kuasa menahan getaran bathin
seolah pikiran mendominasi tubuh ini
seakan tak bertulang
saat tubuh sudah kembali normal
tatapan kembali terarah
tapi pikiran masih tertutup oleh kelabunya harapan
membuat tetap tak bertulang tubuh ini
desahan nafas kembali pelan tak beritme
mencoba menahan gejolak yang ada dalam pikiran
tak kuasa menahan getaran dalam hati
karena suatu hal yang sangat tak terlupakan
tergambar sebuah wajah yang amat sangat dikenal
sebuah rupa yang menghiasi hati dan pikiran ini
setiap waktu selalu menerpa dalam pikiran
membuat selalu makin menyayanginya
ingin rasanya melupakannya
walau tak ingin melupakannya
segala cara sudah dilakukan
justru kehadirannya semakin kuat dalam diri ini
senyumnya membuatku terlena
judesnya membuatku tertawa
kesalnya membuatku sedih
kagetnya membuatku senyum
diamnya membuatku gelisah
tatapannya membuatku terpana
kini hanya berharap pada sesuatu
sesuatu yang bisa mengembalikan keadaan itu
keadaan yang masa tersebut yang indah
yang indah karena bersama saling mengenal
berusaha saling mengenal karena masih asing
hanya asa yang bisa dipertahankan
sebuah asa dari seorang yang telanjur menyayanginya
walau semuanya tidak menyukainya lagi
tapi hanya seorang ini yang masih berdiri sendiri tetap menyukainya
mungkin ini sebuah ketulusan dalam kasih sayang
karena diri ini tidak melihat fisiknya melainkan kepribadiannya
kepribadiannyalah yang membuatku terpesona
seandainya dan seandainya.......
hanyalah ingin mempunyai mesin waktu
yang dapat memutar kembali ke masa itu
untuk memperbaiki kesalahan yang telah diperbuat
sehingga tak ada lagi kesalahan yang tak perlu terjadi
semoga dia dapat yang lebih baik dari ini
hanya bisa berharap
dan ingin mendengar suara merdunya.
Komentar
Posting Komentar