Perusahaan akan semakin dituntut untuk menjadi lebih kreatif dan
inovatif dalam menghadapi ketatnya persaingan pada dunia usaha. Hal yang
serupa ini juga pastinya dirasakan oleh perusahaan perdagangan. Tujuan
utama dari penjualan perusahaan dagang ini adalah untuk memperoleh
keuntungan. Dibutuhkan adanya pengelolahan dan pemeriksaan yang sangat
detail terhadap persediaan barang-barang dagangannya.
Pengelolaan dan pemeriksaan dapat meliputi pencatatan yang baik dan
akurat yang sesuai dengan kondisi sebenarnya. Pemeriksaan persediaan
merupakan salah satu fungsi manajerial yang terpenting, karena
pemeriksaan persediaan banyak sekali melibatkan investasi rupiah dan
sangat mempengaruhi efektivitas dan efisiensi dari kegiatan perusahaan.
Karena itulah audit atas persediaan sangat diperlukan untuk mengurangi
terjadinya resiko selisih, kehilangan, mengantisipasi kemungkinan
terjadinya kecurangan dan memastikan bahwa prosedur telah dilaksanakan
dengan benar, sehingga untuk selanjutnya dapat dilakukan berbagai
tindakan perbaikan-perbaikan.
Audit atas persediaan merupakan bagian dari audit yang sedikit lebih rumit dan membutuhkan banyak waktu, karena:
1. Biasanya persediaan merupakan jenis perkiraan yang besar dalam
neraca, dan sering menjadi unsur terbesar dari keseluruhan modal kerja
(working capital account).
2. Persediaan berada pada lokasi yang berbeda, yang lebih menyulitkan adalah terhadap pengendalian secara fisik serta untuk penghitungannya.
3. Keanekaragaman jenis persediaan yang menyebabkan berbagai kesulitan bagi para auditor.
4. Penilaian atas persediaan juga selalu lebih menyulitkan karena adanya faktor keuangan dan kebutuhan untuk mengalokasikan biaya-biaya ke dalam persediaan tersebut.
5. Adanya beberapa metode penilaian persediaan yang dapat digunakan, namun setiap klien tertentu harus menggunakan satu metode secara konsisten dari tahun ke tahun.
2. Persediaan berada pada lokasi yang berbeda, yang lebih menyulitkan adalah terhadap pengendalian secara fisik serta untuk penghitungannya.
3. Keanekaragaman jenis persediaan yang menyebabkan berbagai kesulitan bagi para auditor.
4. Penilaian atas persediaan juga selalu lebih menyulitkan karena adanya faktor keuangan dan kebutuhan untuk mengalokasikan biaya-biaya ke dalam persediaan tersebut.
5. Adanya beberapa metode penilaian persediaan yang dapat digunakan, namun setiap klien tertentu harus menggunakan satu metode secara konsisten dari tahun ke tahun.
Audit Persediaan Bertujuan Untuk:
1. Menilai kewajaran atas persediaan.
2. Memeriksa ada tidaknya internal control yang baik atas persediaan.
3. Memeriksa persediaan yang tercantum di neraca benar-benar ada dan dimiliki oleh perusahaan pada tanggal neraca.
4. Memeriksa kesesuaian antara metode penilaian persediaan (valuation) dengan prinsip akuntansi yang berlaku di Indonesia/Standar Akuntansi Keuangan (SAK).
5. Memeriksa kesesuaian antara sistem pencatatan persediaan dengan prinsip akuntansi yang berlaku di Indonesia/SAK Audit atas Persediaan.
2. Memeriksa ada tidaknya internal control yang baik atas persediaan.
3. Memeriksa persediaan yang tercantum di neraca benar-benar ada dan dimiliki oleh perusahaan pada tanggal neraca.
4. Memeriksa kesesuaian antara metode penilaian persediaan (valuation) dengan prinsip akuntansi yang berlaku di Indonesia/Standar Akuntansi Keuangan (SAK).
5. Memeriksa kesesuaian antara sistem pencatatan persediaan dengan prinsip akuntansi yang berlaku di Indonesia/SAK Audit atas Persediaan.
Bagaimana prosedur audit persediaan bagi perusahaan dagang ?
1. Melakukan Stock Opname.
Stock opname harus dilakukan, terutama untuk jenis persediaan yang
berada di gudang perusahaan, Untuk barang consignment out dan
barang-barang yang tersimpan pada public warehouse jika jumlahnya
material maka harus dilakukan stock opname, jika tidak material, maka
hanya cukup dikirimkan konfirmasi saja. Stock opname bisa dilakukan pada
setiap akhir tahun atau beberapa waktu sebelum/sesudah akhir tahun.
2. Melakukan Observasi Terhadap Stock Opname.
Amati kembali hasil perhitungan fisik dari persediaan (stock Opname)
yang dilakukan. Cek Final Inventory List (Inventory Compilation) dan
lakukan prosedur pemeriksaan berikut:
• Check mathematical accuracy (penjumlahan dan perkalian).
• Mencocokkan “quantity per book” dengan kartu stok (persediaan).
• Mencocokkan “quantity per count dengan “count sheet kita (auditor)
• Mencocokkan “total value” dengan buku besar persediaan.
• Mengirimkan konfirmasi untuk persediaan consignment out.
• Mencocokkan “quantity per book” dengan kartu stok (persediaan).
• Mencocokkan “quantity per count dengan “count sheet kita (auditor)
• Mencocokkan “total value” dengan buku besar persediaan.
• Mengirimkan konfirmasi untuk persediaan consignment out.
3. Melakukan Peninjauan Ulang Terhadap Konsep Persediaan.
• Periksalah unit price dari persediaan tersebut.
• Periksa ada atau tidaknya barang-barang yang rusak,digunakan dan yang telah hilang.
• Periksa cut-off penjualan dan cut-off pembeliannya.
• Melakukan rekonsiliasi jika stock opname yang dilakukan beberapa waktu sebelum atau sesudah tanggal neracanya.
• Periksa ada atau tidaknya barang-barang yang rusak,digunakan dan yang telah hilang.
• Periksa cut-off penjualan dan cut-off pembeliannya.
• Melakukan rekonsiliasi jika stock opname yang dilakukan beberapa waktu sebelum atau sesudah tanggal neracanya.
4. Buatkan Laporan Hasil Akhir Dari Stock Opname
Buatlah kesimpulan dari hasil pemeriksaan persediaan dan buatlah usulan adjustment jika memang diperlukan.
5. Adjustment (Penyesuaian) Persediaan.
Melaukan penyesuaian persediaan dari berbagai usulan yang telah
diajukan dan tentukan kebijakan terhadap penyesuaian persediaan dari
hasil stock opname yang nanti akan dilakukan.
6. Periksa apakah penyajian persediaan di laporan keuangan sudah
benar-benar sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku di
Indonesia/SAK atau tidak.
Agar proses Audit Persediaan pada perusahaan Anda sudah berjalan
dengan baik, maka perlu adanya internal control yang baik pula atas
persediaan, berikut ini adalah ciri ciri dari internal control yang
baik:
1. Adanya pemisahan antara tugas dan tanggungjawab pada bagian pembelian, penerimaan barang, gudang, akuntansi dan keuangan.
2. Digunakannya formulir-formulir yang bernomor urut tercetak, seperti:
2. Digunakannya formulir-formulir yang bernomor urut tercetak, seperti:
o Purchase requisition (permintaan pembelian), purchase order (order pembelian).
o Delivery order (surat jalan), receiving report (laporan penerimaan barang), sales order (order penjualan), sales invoice (faktur penjualan).
o Delivery order (surat jalan), receiving report (laporan penerimaan barang), sales order (order penjualan), sales invoice (faktur penjualan).
3. Adanya sistem otorisasi, baik untuk pembelian, penjualan, penerimaan kas/bank, maupun pengeluaran kas/bank.
4. Digunakannya anggaran (budget) untuk pembelian, produksi, penjualan, dan penerimaan serta untuk pengeluaran kas.
4. Digunakannya anggaran (budget) untuk pembelian, produksi, penjualan, dan penerimaan serta untuk pengeluaran kas.
Dari berbagai penjelasan di atas, maka sangat jelas bahwa audit
persediaan pada perusahaan dagang memiliki manfaat yang begitu besar
bagi perusahaan untuk mengurangi berbagai resiko terjadinya selisih,
kehilangan, dan untuk mengantisipasi kemungkinan terjadinya kecurangan
dan memastikan bahwa prosedur telah dilakukan dengan benar. Diperlukan
adanya pengelolahan dan pemeriksaan yang sangat memadai terhadap
persediaan barang dagangan, agar kita tetap mampu bertahan dan bersaing
di tengah-tengah semakin ketatnya kompetisi bisnis saat ini.
Sumber: https://konsultanmanajemenusaha.com/2018/01/22/beberapa-tips-dan-langkah-langkah-dalam-meng-audit-persediaan-di-perusahaan/
Komentar
Posting Komentar